6/07/2017

Sinopsis One Piece Chapter 845: Tentara Kemarahan Big Mom

 Sinopsis One Piece Chapter 845: Tentara Kemarahan Big Mom

Sinopsis One Piece Chapter 845 menampilkan amarah Big Mom menyusul kekalahan Cracker oleh Luffy Si Topi Jerami. Big Mom menciptakan badai dengan jiwa Zeus dan Prometheus, sementara Tentara Kemarahannya menyerbu tempat Luffy berada. Sementara itu Sanji dan Puding terlibat dalam pertemuan empat mata. Di sinilah Sanji menjelaskan posisinya saat ini yang serba rumit; dan memutuskan untuk mengakhiri petualangannya sebagai bajak laut. Sanji juga berkata kepada Puding, bahwa dia akan menikahi putri Big Mom itu keesokan harinya.

Cerita One Piece 845 berjudul 'Ikari no Gundan/ Forces of Rage/ Tentara Amarah' dirilis pada 7 November 2016. Judul ini menunjukkan kekuatan tentara Big Mom yang diperintahkan untuk menghancurkan Luffy Si Topi Jerami yang cuma sendirian bersama Nami; setelah ditinggalkan Sanji dan keluarga Vinsmoke. Pertarungan keroyokan antara pasukan terbaik Big Mom vs Luffy mulai terjadi.

Sementara di sisi lain, di tengah pesta makan malam keluarganya dan Big Mom, Sanji  memiliki rencana sendiri. Ia ingin mengalah, jadi tumbal dalam pesta pernikahan dirinya dengan Charlotte Puding. Dengan cara ini, semua orang akan berbahagia; dan ia juga bisa menyelamatkan Kelompok Topi Jerami serta Restoran Terapung Baratie dari kehancuran. Pudding yang mendengar kisah Sanji sangat tersentuh dengan kebaikan hatinya.

Di sinilah terucap janji Sanji untuk menikahi Pudding; tanpa mengetahui bahaya macam apa yang bakal mengintainya.

Berikut ini versi teks One Piece 845 dari versiteks.com.

Di tempat terakhir Luffy berpisah dengan Sanji, ia masih tetap berbaring menunggu. Sama persis dengan kata-katanya. Bahwa Luffy tak akan pergi ke mana-mana, tetap diam di wilayah yang tentu saja berbahaya tersebut. Nami bukannya diam saja, secara tidak langsung ia menyarankan supaya kaptennya itu pergi tapi Luffy tidak mau.
"Apa kau benar-benar akan tetap diam di sini?" Nami bertanya, "kau tahu kan, di sini wilayah kekuasaan musuh..."
"Aku akan menunggu.." Luffy berkata.

"Pound sudah memberitahu kita kan konsekuensi yang harus kita terima setelah mengalahkan salah satu dari tiga komandan Big Mom... Kita akan dibunuh oleh pasukan mereka. Kalau menunggu di sini, musuh pasti akan datang... Dan Sanji mungkin tidak akan pernah kembali lagi..."
"Dia akan kembali.." Luffy tetap percaya.
"Aku akan menunggunya di sini..."

Sesuatu kemudian terjadi. Secara tiba-tiba, cuaca tempat itu berubah. Mendadak awan gelap menyelimuti tempat itu, terutama bukit tempat kastil Big Mom berada...
"Ah!! Mendadak awannya gelap!!"

"Aaah...." King Baum tampak ketakutan.
"Ada apa, King Baum!?"
"Bukit itu adalah tempat Big Mom tinggal!! Dia pasti sangat marah!!!" ucap King Baum.
"Benarkah!?"
Dan Nami teringat akan penjelasan King Baum, bahwa Big Mom memiliki kekuatan yang memungkinkannya untuk mengendalikan cuaca.
"Tak bisa kubayangkan kekuatan seperti itu dimiliki oleh seorang wanita!!"

Kota Madu, salah satu kota di Whole Cake Island, para penduduknya menatap ke angkasa, ke arah mahkluk bewujud awan petir dan matahari..
"Tuan Prometheus dan Tuan Zeus bergerak..."
"Mama pasti sedang sangat marah!!"

Tak hanya dua mahkluk itu, pasukan pun telah disiapkan untuk menyerbu Luffy.
"Pasukan telah berkumpul untuk membalaskan dendam Tuan Cracker!!"
"Ayo cepat menjauh!! Pasukan Kemarahan datang!!!"

Bersamaan dengan keluarnya pasukan itu, rombongan Vinsmoke sampai di depan kastil.
"Kelihatannya orang-orang ini akan pergi menuju Topi Jerami dan membunuhnya..." ucap Niji, yang duduk di sebelah Sanji.

Sanji diam saja.
"Dia bilang dia akan terus menunggumu di sana sampai kau kembali loh.." ucap Yonji.
"Nasibnya buruk sekali..."

"Tak bisa dipercaya.." ucap warga,
"Debt Collector Bobi, Ghost Wife Amanda, Officer Mondor..."

Tampak banyak sekali orang-orang hebat Big Mom bergerak menuju Luffy.
"Tak bisa kubayangkan berapa jumlah total harga buronan mereka!!"
Sanji masih terdiam di dalam kendaraannya, dan ia juga masih tidak lupa dengan perkataan Luffy waktu itu, "Aku tak akan pergi ke mana-mana sampai kau kembali!!"
Saudara-saudara Sanji masih saja menertawakan Luffy.
"Si Topi Jerami pasti akan lari terbirit-birit saat melihat pasukan sebanyak itu, Hahaha!"

Bersamaan dengan datangnya Pasukan Kemarahan Big Mom, hujan turun. Luffy diguyur hujan namun ia tetap tidak berpindah sedikit pun dari tempatnya.
Bukan hujan biasanya, hujannya terasa manis.
"Apa ini? Hujan manis?" Nami bertanya-tanya.
"Meski hujannya manis, aku tidak akan memakannya, aku hanya makan masakan Sanji.." ucap Luffy.

Di istananya, Big Mom tampak sedang melihat-lihat persiapan pestaya.
Seorang gadis kecil menghampirinya, "Mama!! Mama!! Para koki tidak mau meminjamiku pisau untuk memotong bonekanya..."
"Tanpa pisau aku tidak bisa melakukan apa-apa..."
"Doerche, berikan dia pisau dapurnya.."
"Tapi Mama, kalau aku meminjaminya pisau, Nana akan memotong semua balon kita..."
"Kau benar, nanti akan kumarahi dia..."

"Bukannya kita tak boleh bicara seperti itu di hadapan Mama.."
"Hahaha, kita semua memiliki banyak orang untuk dibunuh, kalian memang benar-benar anak-anakku.." Big Mom tertawa. "Pernikahan Pudding saudara kalian akan dilaksanakan besok!! Ayo temui calon suaminya!!"

Setelahnya, pesta pun diadakan. Keluarga Vinsmoke telah sampai di tempat itu, dan saat ini mereka semua sudah duduk satu meja bersama Big Mom untuk makan-makan.
"Mamamama, selamat datang! Germa 66!! Maaf aku terlambat, ada masalah kecil saat aku berjalan ke sini..." ucap Big Mom.
"Kudengar calon suami Pudding adalah seorang koki? Pas sekali..." Big Mom berkata, "Tapi kalaupun tidak cocok, siapa yang peduli. Selama bisnis kita berjalan lancar, Mamama..."

"Ya, benar sekali, tapi akan lebih bagus kalau mereka berdua hidup bahagia.." ucap Judge, ayah Sanji.
Vinsmoke Judge lalu mengangkat minumannya, "Demi pernikahan indah besok..."
Sanji diam saja, memandangi botol-botol bumbu hidup yang bernyanyi-nyanyi di atas meja di hadapannya.
Bahkan makanannya pun bisa bicara. Mereka hidup sambil bernyanyi, "Makan aku, makan aku dulu..."
"Madu... Madu..."
"Aku rasanya manis..."Sosis..."
"Kubis..."
"Sosis..."
"Aku pan cake, ayo dimakan..."
"Kalian bisa diam tidak sih?" Sanji tampak kesal.
"M-Makan-makan haruslah senang...!!" ucap makanan.
"S-Sanji-kun..."
Diam-diam Pudding menyerahkan selembar surat pada Sanji, isinya bahwa ia ingin setelah acara makan-makan ini, Sanji menemuinya untuk membicarakan sesuatu berdua.

Beralih ke tempat Luffy, pasukan Big Mom semakin mendekat. Dari sana, di kejauhan sudah terlihat jumlah mereka yang begitu banyak.
"Oh tidak!!" King Baum ketakutan.
"Luffy!! Ayo sembunyi!!"
"Tidak akan!!" Luffy bersikeras. "Sanji mungkin tak akan melihat kita kalau nanti dia kembali ke sini!! Kau saja yang sembunyi, serahkan mereka padaku!!"
"Jangan bodoh, Luffy!! Kau paham kan kalau tempat ini adalah wilayah kekuasaan Big Mom!?"
Musuh semakin mendekat. Suara teriakan mereka bahkan sudah terdengar dari kejauhan, "Itu dia si Topi Jerami!!"
"Mustahil kita bisa menang," ucap Nami, "Mereka terlalu banyak!!"
"Sudah ada janji antara aku dan Sanji, aku tidak akan pergi ke mana pun!!"

Jam menunjukkan pukul 02.00, acara makan-makan telah berakhir, dan saat ini Sanji dan Pudding telah berada di satu ruangan berdua...
Pudding menundukkan kepala, minta maaf, "Maaf, aku tak bisa memenuhi rencana yang kubuat bersama Luffy. Semua ini salahku..."
"Begitu ya.. Sebelumnya aku bertanya-tanya bagaimana mereka bisa sampai di sini.."

"Kalau kau menghawatirkan pernikahan ini, sebagai putrinya, kalau aku memohon mungkin dia akan... Yah, kita hanya harus menghadiri upacara pernikahannya..."
"Ibuku sudah terbiasa dengan pernikahan politik," ucap Pudding lagi, "Dia akan memasangimu gelang bom kalau mencoba untuk kabur. Setelah dipasangi itu, maka tak akan ada kesempatan lagi untuk pergi..."

Sayang sekali, gelang itu sudah terpasang di tangan Sanji.
"Maksudmu bom yang ini, kan?" Sanji memperlihatkan pergelangan tangannya.
"Oh tidak...!!" Pudding kaget.
"Kuncinya ada di tangan ibumu, kalau mau mengambilnya, kita harus berhadapan melawan semua anak buahnya..."
"Kau sudah dipasangi gelang itu!?"
"Ya, sejak dari awal.." ucap Sanji.
"Bagaimanapun di pihakku tidak ada yang mendukungku..."
Sanji kemudian membuka topengnya dan memperlihatkan wajah aslinya yang bengkak-bengkak..
Pudding tampak benar-benar terpukul.

"Meski aku juga merupakan salah satu anak dari Keluarga Vinsmoke, bagi mereka aku hanyalah seorang lelaki tak berguna. Aku tak pernah bangga menjadi seorang bangsawan, jadi aku memutuskan untuk pergi berlayar..."

"Kalau aku menolak pernikahan ini," ucap Sanji, "Aku dan teman-temanku akan dibunuh, dan ayahku yang lain yang ada di East Blue akan dibunuh juga. Aku tidak punya pilihan lain, jadi aku memutuskan untuk menyerah saja, dan berharap Big Mom mau mengampuni teman-temanku kalau aku memintanya..."
"Maaf!!" Pudding sampai menangis, "Ibuku sudah bertindak terlalu jauh pada kalian!!"
"Jangan menangis, Pudding, kau tidak perlu minta maaf..." Sanji mendekatinya. "Sampai 13 tahun yang lalu, aku terus hidup di dalam neraka. Saat ini aku akan kembali ke neraka itu, yah itu bukan masalah besar... Setidaknya selama 13 tahun ini aku sudah merasakan bahagia.."

"Teman-teman yang kutemui selama 13 tahun ini sangat berharga bagiku.. Jadi sebelum aku menghilang, aku tidak mau menyakiti mereka..."

Sanji menunduk kemudian berkata, "Petualanganku telah berakhir..."
Pudding jadi semakin sedih, makin menangis.
"Kumohon jangan menangis lagi.." Sanji menenangkannya, "Aku tak bisa melihat seorang gadis menangis di hadapanku..."
Pudding berusaha untuk mengusap air matanya, lalu berkata dengan tegas di hadapan Sanji, "Tak akan kubiarkan pernikahan kita berubah menjadi neraka!!"
Sanji terdiam...

"Aaah...! Bilang apa sih aku tadi?!" Pudding malah salah tingkah, "Bagimu tentu saja ini tetap akan menjadi neraka! Ah, tidak seharusnya aku berusaha menghibur begitu!! Maafkan aku! Aku minta maaf!! Kita bahkan baru kenal dua hari!!"

Sementara itu di luar sana, Luffy  memulai pertarungannya dengan pasukan Big Mom.

"Aaah!!" Pudding menutupi wajahnya, "Baru kenal dua hari mana mungkin aku bisa menyembuhkan luka di hatimu secepat itu!!"

"Apalagi..." ucap Pudding, "Kau tidak benar-benar ingin menikahiku, kan..."
Sanji sempat terdiam, kemudian mendekati Pudding dan memeluknyasembari berkata , "Kau adalah penyelamatku... "
"Sanji-kun..."
Sanji lalu berkata lagi, "Kalau tidak keberatan, menikahlah denganku besok.."


Load disqus comments

0 komentar